Rabu, 02 November 2011

RENUNGAN MALAM DALAM ACARA DIKLAT OSIS MAN 1 KALIBAWANG 2011


RENUNGAN MALAM DALAM ACARA DIKLAT OSIS
MAN 1 KALIBAWANG 2011

Di dalam keheningan malam nan dingin ini
Di bawah sinar sang dewi malam yang mulai diredupkan oleh awan malam
Kita tengadahkan kepala kita ke angkasa tuk memandang tebaran bintang ciptaan Sang Kholik Yang Maha Perkasa
Marilah kita sejenak menjauhkan pikiran kita dari urusan dunia yang kadang kala membuat lupa akan urusan akhirat.
Kita bisa ada di dunia ini dengan perantara orang tua kita.
Ibu adalah sosok yang begitu sangat tegar dan penuh pengorbanan. Di saat kita masih di dalam kandungan seorang ibu, kita sudah diberi kasih sayang yang begitu besar olehnya. Selama 9 bulan seorang ibu mengandung anaknya, aku, tanpa pernah mengeluh dan tanpa pamrih. Dan dengan perjuangan seorang ibu, aku dapat lahir di dunia ini dengan taruhan hidup atau mati. Setelah saya dilahirkan dan setelah itu ibu juga yang merawat dan membesarkannya dengan ikhlas. Di saat aku menangis di tengah malam ibu bangun dan menimang aku dengan penuh kasih sayang. Aku dilatih berjalan, berbicara dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
Namun … sampai saat ini aku belum bisa membalas kasih sayang yang beliau tumpahkan padaku ya Allah. Aku belum bisa membayar pengorbanan yang telah ibu berikan padaku ya Allah. Di saat aku sudah beranjak dewasa ini mestinya aku sudah bisa membalas apa telah ibu berikan, taapi yang ada aku hanya bisa membuat ibu sakit hati. Di saat ibu menasihatiku, aku malah membantahnya. Di saat ibu butuh bantuan, aku malah sms-an. Kadang aku merasa lebih takut kepada bapak padahal aku tahu surga ada ditelapak kaki ibu. Maafkan aku ibu, anakmu yang penuh dosa terhadapmu ibu.
Kehidupanku jua takkan terpisahkan oleh jasa bapak, yang telah menjadi lantaran aku dilahirkan di dunia. Ayah juga yang telah bekerja keras banting tulang dan memeras keringat demi utuk mencukupi kehidupan keluarganya termasuk aku. Namun kadang kala aku tiada pedulikan kerja keras beliau. Untuk membantu sedikit saja aku tidak mau. Padahal kalau minta uang kadang aku memaksa harus ada. Dan  tiap hari aku meminta uang. Malahan kadang kala untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan saja saya minta upah, inikah balasan dari semua kasih sayangnya? Aku kadang tidak memperhatikan kemampuan beliau dengan menuntut  sesuatu yang beliau tidak sanggup untuk memenuhinya. Ya Allah dosa apa yang harus kutanggung…. Ya Allah ampunilah aku yang berulang kali mendustai bapak dan ibuku. Berulang kali saya membuat bapak ibuku gelisah, pergi tanpa pamit, pulang telat tanpa memberi tahu. Ya Rabbi kadang kami tidak bisa menjaga nama baik keluarga dengan melakukan perbuatan tidak terpuji. Tidak jarang aku mengabaikan nasihat mereka walaupun aku tahu itu demi kehidupanku.
Ya Allah ya Rab …adakah pintu surga-Mu terbuka untuk insan yang mengabaikan, mendustai dan bahkan mungkin mendurhakai kedua orang tuanya seperti saya ini? Maaafkanlan aku yang penuh dosa ini ya Allah.
Selain orang tua kami yang penuh arti dalam hidup ini, kami juga punya bapak ibu guru yang telah berjasa membimbing kami. Kami dulu yang tidak bisa apa-apa, kini bisa membaca, menulis, beribadah, dan banyak sekali ilmu yang aku dapatkan dari bapak ibu guru kami. Dengan pebuh kesabaran dan kasih sayang serta ketulusan hati beliau mengajar dan membimbingku agar kelak menjadi anak yang sukses berguna bagi orang tua agama bangsa dan negara. sampai saat ini aku belum bisa membalas segala apa yang telah bapak ibu guru berikan kepada kami. Namun malah sering aku menyakiti hati bapak ibu guru kami. Kadang kala saya mengejeknya dalam hati padahal aku tidak lebih baik dari beliau, mengabaikan perintahnya padahal aku tahu itu untuk kebaikan diriku, bapak ibu guruku maafkanlah aku yang telah menyepelekan nasihatmu yang sebenarnya aku tahu itu adalah demi masa depanku. Maafkan aku, di kala kau menjelaskan materi pelajaran aku tidak memperhatikan malah ngomong sendiri, padahal aku tahu itu adalah demi aku agar aku dapat pandai. Maafkan kami bapak dan ibu guruku, saat kau suruh aku mengerjakan tugas dan latihan aku tidak melaksanakannya dengan baik meski kami tahu itu adalah untuk kemajuan belajarku. Bapak ibu guru, maafkan aku, yang kadang kala untuk tertib saja tidak bisa walau aku tahu itu demi masa depan ku nanti. Berulang kali memasukkan baju saja harus diingatkan bahkan tidak jarang perbuatanku membuat bapak ibu guru jengkel, tidak berkenan atau bahkan menjadikan bapak ibu guru marah. Banyak perkataan, perbuatan kami yang tidak sopan yang membuat  bapak ibu guru tiada berkenan.

Di saat seperti ini aku juga ingat Sang Pencipta, tak terhitung jumlahnya dosa yang telah aku lakukan padaMu ya Allah.