RENUNGAN MALAM DALAM
ACARA DIKLAT OSIS
MAN 1 KALIBAWANG 2011
Di dalam
keheningan malam nan dingin ini
Di bawah
sinar sang dewi malam yang mulai diredupkan oleh awan malam
Kita
tengadahkan kepala kita ke angkasa tuk memandang tebaran bintang ciptaan Sang Kholik
Yang Maha Perkasa
Marilah
kita sejenak menjauhkan pikiran kita dari urusan dunia yang kadang kala membuat
lupa akan urusan akhirat.
Kita bisa
ada di dunia ini dengan perantara orang tua kita.
Ibu adalah
sosok yang begitu sangat tegar dan penuh pengorbanan. Di saat kita masih di
dalam kandungan seorang ibu, kita sudah diberi kasih sayang yang begitu besar
olehnya. Selama 9 bulan seorang ibu mengandung anaknya, aku, tanpa pernah
mengeluh dan tanpa pamrih. Dan dengan perjuangan seorang ibu, aku dapat lahir
di dunia ini dengan taruhan hidup atau mati. Setelah saya dilahirkan dan
setelah itu ibu juga yang merawat dan membesarkannya dengan ikhlas. Di saat aku
menangis di tengah malam ibu bangun dan menimang aku dengan penuh kasih sayang.
Aku dilatih berjalan, berbicara dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
Namun …
sampai saat ini aku belum bisa membalas kasih sayang yang beliau tumpahkan
padaku ya Allah. Aku belum bisa membayar pengorbanan yang telah ibu berikan
padaku ya Allah. Di saat aku sudah beranjak dewasa ini mestinya aku sudah bisa
membalas apa telah ibu berikan, taapi yang ada aku hanya bisa membuat ibu sakit
hati. Di saat ibu menasihatiku, aku malah membantahnya. Di saat ibu butuh
bantuan, aku malah sms-an. Kadang aku merasa lebih takut kepada bapak padahal
aku tahu surga ada ditelapak kaki ibu. Maafkan aku ibu, anakmu yang penuh dosa
terhadapmu ibu.
Kehidupanku
jua takkan terpisahkan oleh jasa bapak, yang telah menjadi lantaran aku
dilahirkan di dunia. Ayah juga yang telah bekerja keras banting tulang dan
memeras keringat demi utuk mencukupi kehidupan keluarganya termasuk aku. Namun
kadang kala aku tiada pedulikan kerja keras beliau. Untuk membantu sedikit saja
aku tidak mau. Padahal kalau minta uang kadang aku memaksa harus ada. Dan tiap hari aku meminta uang. Malahan kadang
kala untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan saja saya minta upah, inikah
balasan dari semua kasih sayangnya? Aku kadang tidak memperhatikan kemampuan
beliau dengan menuntut sesuatu yang
beliau tidak sanggup untuk memenuhinya. Ya Allah dosa apa yang harus
kutanggung…. Ya Allah ampunilah aku yang berulang kali mendustai bapak dan
ibuku. Berulang kali saya membuat bapak ibuku gelisah, pergi tanpa pamit,
pulang telat tanpa memberi tahu. Ya Rabbi kadang kami tidak bisa menjaga nama
baik keluarga dengan melakukan perbuatan tidak terpuji. Tidak jarang aku
mengabaikan nasihat mereka walaupun aku tahu itu demi kehidupanku.
Ya Allah ya
Rab …adakah pintu surga-Mu terbuka untuk insan yang mengabaikan, mendustai dan
bahkan mungkin mendurhakai kedua orang tuanya seperti saya ini? Maaafkanlan aku
yang penuh dosa ini ya Allah.
Selain
orang tua kami yang penuh arti dalam hidup ini, kami juga punya bapak ibu guru
yang telah berjasa membimbing kami. Kami dulu yang tidak bisa apa-apa, kini
bisa membaca, menulis, beribadah, dan banyak sekali ilmu yang aku dapatkan dari
bapak ibu guru kami. Dengan pebuh kesabaran dan kasih sayang serta ketulusan
hati beliau mengajar dan membimbingku agar kelak menjadi anak yang sukses
berguna bagi orang tua agama bangsa dan negara. sampai saat ini aku belum bisa
membalas segala apa yang telah bapak ibu guru berikan kepada kami. Namun malah
sering aku menyakiti hati bapak ibu guru kami. Kadang kala saya mengejeknya
dalam hati padahal aku tidak lebih baik dari beliau, mengabaikan perintahnya
padahal aku tahu itu untuk kebaikan diriku, bapak ibu guruku maafkanlah aku
yang telah menyepelekan nasihatmu yang sebenarnya aku tahu itu adalah demi masa
depanku. Maafkan aku, di kala kau menjelaskan materi pelajaran aku tidak
memperhatikan malah ngomong sendiri, padahal aku tahu itu adalah demi aku agar
aku dapat pandai. Maafkan kami bapak dan ibu guruku, saat kau suruh aku
mengerjakan tugas dan latihan aku tidak melaksanakannya dengan baik meski kami
tahu itu adalah untuk kemajuan belajarku. Bapak ibu guru, maafkan aku, yang
kadang kala untuk tertib saja tidak bisa walau aku tahu itu demi masa depan ku
nanti. Berulang kali memasukkan baju saja harus diingatkan bahkan tidak jarang
perbuatanku membuat bapak ibu guru jengkel, tidak berkenan atau bahkan
menjadikan bapak ibu guru marah. Banyak perkataan, perbuatan kami yang tidak
sopan yang membuat bapak ibu guru tiada
berkenan.
Di saat seperti ini aku
juga ingat Sang Pencipta, tak terhitung jumlahnya dosa yang telah aku lakukan
padaMu ya Allah.